|
|
|
|
Sawa disemayamkan
dirumah |
Balai adat dirumah |
|
Sawa diarak kembali
dari rumah masing-masing ke balai kampung |
Apa yang dikerjakan dalam rangka pelaksanaan upacara ini ?
|
Upacara hari I :
Acara Ngagah, adalah pembongkaran kuburan untuk mengambil tulang jenazah yang
telah dikubur lebih dari satu tahun, untuk dikumpulkan dan dibersihkan di
taruh didalam rumah kecil di daerah kuburan. Sedangkan simbolis jasadnya
berupa rangkaian patung di arak pulang kerumah untuk disemayamkan dirumah
masing-masing. Setelah dikunjungi keluarga saudara dan famili,
kemudian diarak kembali ke balai kampung untuk menempati
kaveling-kaveling keluarga di balai Kampung
|
|
|
|
|
|
Acara pebersihaan sawa |
Ibu-ibu yang menghadiri acara pebersihan |
|
Iring-iringnan kembali
dari pengambilan air pebersihan |
|
Upacara hari ke II :
Acara Pebersihan, pada hari ini seluruh anggota masyarakat dikampung hadir
untuk melakukan upacara
pembersihan. Acara dimulai dengan beriringan mengambil air ke suatu
mata air. Kemudian semua sawa (bentuk sibolis yang meninggal)
semayamkan untuk diberi
penghormatan oleh masin-masing keluarga yang
dipimpin oleh seorang pendeta.
|
|
|
|
|
|
Semua sudah tertata rapi |
Siap menunggu kedatangan famili |
|
Para keluarga sanak
saudara berdatangan memberikan penghormatan |
|
Upacara Hari III :
Acara Ngeneng, pada hari ini tidak ada kegiatan untuk seluruh anggota
Banjar, kecuali para keluarga pengarep yang mempunyai keluarga yang
diupacarai, menerima keluarga yang datang dari desa-desa lain untuk
memberi penghormatan kepada yang meninggal
|
|
|
|
|
|
Mengarak Bade ke
kuburan |
Mengarak Lembu ke
kuburan |
|
Bade diarak
bentangan kabel listrik harus didorong ke atas |
| Upacara Hari IV :
Acara Pengutangan, adalah puncak acara yang terdiri dari : |
| Persiapan anggota Banjar di balai kampung dari jam
3 pagi sampai mencapai jam 11 siang. Jam 2 siang acara pengarakan di
mulai dari balai kampung ke kuburan |
| Mengarak
sawa ke kuburan dengan menggunakan Bade ( menara tinggi 10 m)
dan Lembu ( Banteng hitam) yang diarak beramai-ramai, penuh
dengan sorak soarai sampai di daerah kuburan yang berjarak kurang
lebih 1 km
|
|
|
|
|
|
Lembu peti jenazah siap
dibakar |
Singa peti jenazah siap
dibakar |
|
Semua peti jenazah
mulai dibakar secara bersamaan |
| Setelah sampai dikuburan dilakukan persiapan
pembakaran, tulang jasad dimasukkan kedalam lembu atau peti
pembakaran. Secara bersamaan api mulai dihidupkan. Setelah api menyala
anggota masyrakat yang tidak menghadapi upacara boleh pulang untuk
mempersiapkan acara selanjutnya. Yang tinggal hanya anggota keluarga
pengarep untuk menyelesaikan prosesi pembakaran. Setelah api padam
semua arang tulang dipisahkan dari abu kayu, dibersihkan, disucikan
dimasukkan kedalam puspa (buah kelapa) yang dihias.
|
|
|
|
|
|
Menyisihkan tulang dari
abu |
Memasukkan tulang
kedalam puspa |
|
Mengarak puspa kelaut |
| Setelah jam 4 sore anggota masyarakat kampung mulai
datang dengan pakaian bersih untuk menyaksikan rangkaian upacara
persembahyangan para keluarga yang mempunyai kerja. Acara
persembahyangan dipimpin oleh seorang pendeta berlangsung sampai jam 6
sore. Kemudian Puspa kembali diarak diatas Jempana (menara kecil)
menuju laut untuk di hanyut. Acara berlangsung sampai jam 9 malam.
|
|
|
Topik lain :
Baliku...oh, Bali....sekali lagi, Jogja graffiti,
Jogja
problem sosial
|
|