Home
Tentang Kami
Staf Kami
Pelayanan Kami
Alat Ortodontik
Perawatan Ortodontik
Kasus Ortodontik
Kontak Pasien
Kontak Sejawat
Tip Profesi
Kontak Mahasiswa
Publikasi Ilmiah
Intermezzo
Galeri Foto
Yang baru hari ini
Berita dan Opini
Jogja graffiti
Problem sosial
Baliku cantik
Baliku,........oh,
Bali....sekali lagi
Web
Link
UGM
FKG UGM
FKG-UGM
(new web)
OrtodonsiaFKG UGM
DentisiaFKG UGM
DentisiaFORUM
Web UGM
E-lisaUGM
Wikipedia
Website Teman
Sejawat :
drg.
Cendrawasih AF.
drg. Ika Dewi Ana Phd. |
Tip Profesi : Perawatan
Ortodontik Secara Umum
Pengalaman adalah guru utama, tetapi jika
pengalaman mengendap tidak di amalkan adalah sia-sia, pada kolom ini akan
kami tampilkan secara berkala pengalaman profesiaonal kami untuk di
share kepada teman seprofesi semoga bisa bermanfaat demi pengembangan
profesi
|
Tip I
:
Tip II:
Perawatan dengan Alat Cekat |
Tip Profesi : Perawatan
Ortodontik Secara Umum |
|
(1) Pencabutan Gigi Premolar pada Perawatan Ortodontik
Tanggal ; 12 Februari 2008
Perawatan ortodontik sering membutuhkan ruang
untuk dapat melakukan pengaturan gigi, ruang ini didapat salah satu
diantaranya adalah dengan pencabutan gigi. Gigi yang biasa dicabut
adalah gigi P1 atau P2.
Berdasarkan pengalaman yang perlu dipertimbangkan adalah :
|
Pencabutan simetris (4 gigi P1 atau 4 gigi P2)
akan menghasilkan kesimetrisan susunan gigi antara sisi kanan dan
kiri dan interdigitasi yang baik antara gigi atas dan bawah,
dengan median line di tengah-tengah. |
|
Apabila diskrepansi ruang hanya
sekitar setengah gigi persisi lengkung berarti kebutuhan ruang
sekitar satu gigi, pencabutan satu gigi pada satu sisi baru
dilakukan jika sebelum dirawat median line sudah menyimpang,
lakukan pencabutan pada sisi berlawanan dengan arah penyimpangan
median line. |
|
Pencabutan gigi P1,
mengakibatkan lebih banyak ruang yang dapat dimanfaatkan
untuk koreksi gigi anterior dari pada pencabutan gigi P2, oleh
karena itu pencabutan gigi P1 dilakukan apabila hasil
perawatan diharapkan menghasilkan perubahan profil pada pasien
protrusif, sedangkan
pencabutan gigi P2 dilakukan jika kebutuhan ruang kurarng dari
setengah lebar gigi premolar persisi lengkung dan
median line harus tetap ada ditengah lengkung |
|
Pencabutan gigi P1 dilakukan
bila kebutuhan ruang lebih dari setengah gigi persisi lengkung,
tetapi jika lebihnya hanya sedikit akan mengakibatkan sisa ruang
cukup besar walau kurang dari setengah gigi, untuk kasus ini
retraksi kaninus ke distal dengan alat cekat sebaiknya pada
tahap awal menggunakan penjangkar gigi P2 bukan gigi M1 sehingga
ada pergeseran gigi P2 ke mesial tidak boleh lebih dari sisa
ruang. |
|
Pencabutan gigi P1
Pencabutan gigi P2
|
(2) Pencabutan Gigi Premolar pada Pasien
Anak
Tanggal ; 4 Maret 2008
Pada pasien anak-anak (kadang-kadang juga
pada pasien dewasa) biasanya sangat takut jika dilakukan
pencabutan gigi pada perawatan ortodontik. Usaha pertama
sebelum pencabutan dilakukan adalah mengatasi rasa takut
pasien.
Berdasarkan pengalaman yang perlu dilakukan adalah :
|
Menjelaskan bahwa pencabutan yang akan
dilakukan tidak akan menimbulkan rasa sakit seperti apa yang di
bayangkan, sedangkan rasa sakit ketika disuntik tidak lebih dari
digigit semut karena alat suntik yang dipakai (citojet) lain dari
alat suntik yang biasa dipakai |
|
Untuk membuktikan keyakinan tersebut, lakukan
terlebih dahulu pencabutan pada gigi Premolar bawah kanan dan/atau kiri,
karena penyuntikan pada mukosa gingiva bawah lebih lunak dari pada
atas dan gigi bawah lebih mudah lepas jika dicabut dari pada gigi
atas |
|
Jika ternyata penyuntikan dan
pencabutan pada gigi rahang bawah tidak dirasakan sakit, pasian
akan dapat diyakinkan bahwa pada pencabutan gigi atas tidak akan
merasa takut lagi, walaupun sebenarnya penyuntikan pada rahang di
daerah palatum akan terasa lebih sakit karena mukosa palatum
sangat padat dan gigi Premolar atas lebih sulit lepas dari pada
gigi bawah.
|
|
|
(3) Pencabutan Gigi Anterior pada Rahang Bawah
Tanggal ; 18 Maret 2008
Pencabutan gigi anterior
pada perawatan ortodontik selalu diupayakan untuk tidak dilakukan
karena akan hilangnya kesimetrisan sehingga akan mengganggu
estetik gigi anterior.
Tetapi berdasarkan pengalaman pencabutan gigi anterior pada rahang
bawah dapat dilakukan dengan pertimbangan :
|
Jika diskrepansi
ruang sekitar 5-6 mm akan lebih menguntungkan pencabutan satu gigi
I1 atau I2 dibandingkan dengan pencabutan satu gigi P1 pada satu
sisi lengkung. |
|
Perlu
diperhatikan pada pencabutan gigi insisivus pada
rahang bawah, usahakan dinding tulang alveolus dibagian labial
jangan sampai pecah, akan menghasilkan lekukan pada hasil
perawatan. |
|
Jika gigi I1
atau I2 yang tidak dicabut bentuk sisi mesial atau distalnya
tidak simetris dengan gigi disebelahnya bisa digrinding dengan
gringding strips sehingga menjadi simetris. |
|
Penggeseran gigi
insisivus yang tidak dicabut ini ke mesial harus menghasilkan
gerakan bodili dengan median line tepat ditengah-tengah gigi I1,
dengan demikian estetik akan sangat bagus karena gigi-gigi lainnya
akan tampak simetris semua.
|
|
|
(4) Etika Memasang Alat Ortodontik Pasien
baru
Tanggal ; 12 Agustus 2008
Merawat pasien ortodontik
baru dimulai dengan wawancara dengan pasien atau orang tua pasien
untuk memberi penjelasan tentang garis besar pelaksanaan
perawatan. Salah satu diantaranya adalah tentang lama
perawatan (antara 1-2 tahun, kadang-kadang lebih). Idealnya selama
perawatan pasien tidak pindah domisili sehingga tetap bisa
di tangani sampai perawatan selesai sebagai tanggung jawab
profesional kita terhadap pasien..
Permasalahan akan timbul apabila pasien akan pindah dalam waktu
dekat setelah pemasangan alat:
|
Adalah sangat
tidak etis kalau kita tahu pasien akan pindah domisili dalam waktu
dekat, kita masih meneruskan pemasangan alat dan menarik bayaran
dari pasien kemudian mengirim pasien ke teman sejawat di kota lain
untuk meneruskan perawatannya. |
|
Ketahuilah bahwa
teman sejawat yang akan merawat seperti ditodong untuk meneruskan
perawatan dengan desain alat yang tidak sesuai dengan apa yang
biasa dia kerjakan. karena masing-masing dokter pasti mempunyai
style perawatan yang belum tentu sama. |
|
Akan lebih tidak
etis lagi jika pasien sudah disuruh membayar penuh biaya
perawatannya, dokter yang meneruskan seperti dipaksa meneruskan
perawatan hanya dengan menarik biaya kontrol saja, sedangkan masih
ada komponen alat yang masih harus dipasang selanjutnya.. |
|
Jika perawatan
tidak dapat dilaksanakan lebih dari seperempat jalan, akan sangat
bijaksana jika kita menyarankan pasien pasang alat ditempat yang
baru, dirawat oleh dokter yang memasang alatnya sampai selesai.
Jadi pasien tidak harus keluar biaya perawatan sampai dua kali. |
|
|
(5) Perawatan ortodontik pada satu
rahang
Tanggal ; 19 April
2009
Banyak pasien yang giginya tidak
teratur atau berjejal minta dilakukan perawatan hanya pada satu
rahang, biasanya rahang atas saja. Dan banyak pula dokter gigi
yang merawat pasien hanya pada satu rahang saja. Apakah perawatan
hanya pada satu rahang akan menguntungkan bagi pasien ?
Berdasarkan pengalaman, perawatan ortodontik pada satu rahang
tanpa merawat gigi-gigi antagonis pada rahang berlawanan (rahang
bawah) akan banyak kemungkinan menimbulkan kesulitan dan
kegagalan. Hal ini dapat disebabkan karena :
|
Perawatan pada satu
rahang mengakibatkan pengubahan posisi gigi hanya pada satu rahang
saja, ini akan lebih sulit mengadakan penyesuaian
dibadingkan jika gigi-gigi baik rahang atas maupun gigi-gigi
rahang bawah sama-sama bisa saling menyesuaikan untuk mencapai
posisi dan relasinya yang baru. |
|
Perubahan posisi
gigi pada satu rahang sering terhambat oleh posisi gigi-gigi
antagonisnya yang tidak berubah. |
|
Jika gigi-gigi pada
satu rahang dapat diatur pada posisi idealnya akibat perawatan
ortodontik, gigi yang sudah rapi itu biasanya tidak bisa stabil,
akan mudah relapse akibat beroklusi dengan gigi antagonisnya yang
tidak teratur pada waktu mengunyah makanan. |
Oleh karena itu
perawatan akan menghasilkan hubungan gigi-gigi yang ideal dan
stabil apabila perawatan dilakukan pada kedua rahang (rahang atas
dan bawah), kecuali jika gigi rahang bawah memang sudah teratur
rapi dan tidak menghambat pergerakan gigi atas. |
|
(6) Retrusi gigi anterior atas
pada perawatan ortodontik kasus rahang protrusif dengan pencabutan gigi
P1
Tanggal ; 5 juli
2009
Pada kasus gigi depan protrusif karena
faktor skeletal perawatan yang dilakukan baik dengan alat lepasan maupun
dengan alat cekat yaitu dengan meretrusi (mengundurkan) gigi depan yang
maju. Pada kasus protrusif yang parah apalagi disebabkan oleh rahang
yang maju (bimaxillair protrusive) supaya gigi anterior bisa mundur
banyak diperlukan pencabutan keempat gigi P1. Sebelum dilakukan retrusi
terlebih dahulu keempat gigi kaninus diretraksi kedistal.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan ketika meretraksi gigi kaninus kedistal dan ketika
meretrusi gigi anterior supaya hasil perawatan menjadi bagus.
|
Ketika meretraksi gigi
kaninus, gigi harus bisa bergerak ke distal secara bodili tidak boleh
tiping, sering terjadi pada alat lepasan, ini dapat dilakukan dengan
menurunkan pundak finger spring lebih kearah cervikal jika sudah
terjadi space di dimesial gigi kaninus
|
|
Kita sering ragu,
seberapa jauh gigi kaninus harus digerakkan ke distal , apakah sampai
merapat ke gigi P2 ? Sebagai ancer-ancer adalah, gigi kaninus atas digerakkan
ke distal sampai tepi insisalnya segaris dengan bidang
orbital/garis Simon (tepatnya sepertiga distal gigi kaninus atas dan
sisi distal gigi kaninus bawah tepat pada bidang orbital). Sisa ruang
yang masih ada didistal gigi kaninus dirapatkan dengan memajukan gigi
P2.
|
|
Setelah gigi kaninus
mencapai posisinya baru dilakukan retraksi gigi insisivus lateral (I2)
kedistal dengan finger spring jika ada operlaping dengan sisi distal
gigi insisivus sentral (I1). Retraksi kedistal gigi I2 dilakukan hanya
sampai operlapingnya hilang tidak perlu sampai ada space di mesial gigi
I2.
|
|
Baru kemudian dilakukan
retrusi dengan labial arch pada keempat gigi insisivus secara bersama-sama sampai maksimum
mencapai inklinasi tegak pada gigi insisivus rahang atas dan pada gigi
insisivus rahang bawah bisa sedikit condong ke lingual (retroklinasi).
|
|
Lakukan retrusi dengan
mengaktipkan labial arch, terlebih dahulu pada gigi insisivus
bawah, sedangkan gigi insisivus atas diretrusi setelah gigi-gigi bawah sudah mundur dan tidak menahan pergerakan gigi anterior
atas ke posterior.
|
Perhatikan adanya
hambatan di daerah ke arah mana gigi akan bergerak, seperti :
|
Adanya plat didistal
gigi kaninus atau di lingual gigi anterior bawah / di palatinal gigi
anterior atas, harus digerinding secara bertahap sebelum alat dipasang
kembali pada setiap kontrol .
|
|
Adanya kawat, biasanya
pundak labial arch di distal gigi kaninus, lingual arch di lingual gigi
anterior, karena kawat tidak bisa digerinding, posisi pundak labial arch
atau lingual arch harus sudah dipertimbangkan dengan tepat ketika
pembuatan alat dilakukan supaya tidak menghambat pergerakan gigi.
|
|
Adanya gigi antagonis
yang menahan, biasanya pergerakan kedistal gigi kaninus bawah ditahan
oleh mahkota gigi kaninus atas, ini diatasi dengan menggerakkan dulu
gigi kaninus atas kedistal. Adanya ujung insisivus bawah menahan
gerakan gigi anterior atas ke posterior, ini diatasi dengan meretrusi
dan/atau mengintrusi gigi anterior bawah terlebih dahulu sebelum
gigi-gigi atas diretrusi.
|
|
|
|
Selamat mencoba !!!
|
|
Tunggu
tip-tip selanjutnya
|
|
|
|
Jika anda ingin konsultasi tentang perawatan
ortodontik dapat
dilakukan dengan menulis : nama, alamat dan instansi anda ke email kami :
wayanardhana@live.com |
|
|