Situs pribadi drg. Wayan Ardhana, MS. Sp.Ort (K)

 

<<<  .......................................Selamat datang di YAO_Ortholab.com.............Situs pribadi drg Wayan Ardhana, Ms, Sp.Ort.(K)...................Di sini anda akan mendapat informasi tentang Perawatan Gigi.......................................Perawatan Ortodontik........................Selamat menjelajahi situs kami..............................Ssemoga dapat bermanfaat bagi kita semua............................. Amin..............................  >>>
 

Klik Topik di bawah ini

Home
Tentang Kami
Staf Kami
Pelayanan Kami
Alat Ortodontik
Perawatan Ortodontik
Kasus Ortodontik
Kontak Pasien
Kontak Sejawat
Tip Profesi
Kontak Mahasiswa
Publikasi Ilmiah
Intermezzo
Galeri Foto
Yang baru hari ini
 

 

 

Berita dan Opini

Jogja graffiti
Problem sosial

Baliku cantik
Baliku,........oh,
Bali....sekali lagi

 

 

Web Link

 

UGM
FKG UGM

FKG-UGM  (new web)
OrtodonsiaFKG UGM
DentisiaFKG UGM

DentisiaFORUM
Web UGM
E-lisaUGM
Wikipedia

Website Teman
Sejawat :

drg. Cendrawasih AF.
drg. Ika Dewi Ana Phd.

 

Publikasi Ilmiah..............................
Secara berkala karya ilmiah kami sajikan dalam ruang ini, materinya dapat berupa hasil penelitian kami, studi pustaka, atau karya tulis lainnya yang kami kutip dari pelbagai sumber yang mungkin dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan . Silahkan simak sajian berut ini.......

 

  Publikasi ilmiah 5 :
 Edisi  ini menyajikan karya tulis
 
drg Wayan Ardhana,MS.SpOrt.
  Bagian Ortodonsia FKG UGM

 

 

PENGARUH  KONFIGURASI BENTUK BENGKOKAN KAWAT

ORTODONTIK DALAM PLAT AKRILIK TERHADAP

KEKUATAN TEKAN

(Penelitian Eksperimental Laboratorium)

drg Wayan Ardhana,MS.SpOrt.
  Bagian Ortodonsia FKG UGM
 

Etika ilmiah : jika anda menggunakan materi makalah ini untuk bahan publikasi atau bahan kuliah ditempat lain akan sangat bijaksana jika anda minta izin kepada kami dan menulis sumbuer ini sebagai referensi, Terimakasih


Pendahuluan

Alat ortodontik lepasan adalah salah satu macam alat ortodontik yang biasa digunakan untuk merawat maloklusi, selain alat cekat. Dengan alat ortodontik perawatan maloklusi diharapkan dapat mencapai susunan gigi yang teratur dan penampilan wajah yang harmonis (Begg dan Kesling, 1977).

Alat ortodontik lepasan terdiri dari tiga komponen utama yaitu plat dasar, komponen retentif dan komponen aktif (Profit, dkk.,1986). Plat dasar biasanya dibuat dari bahan resin akrilik, komponen retentif berupa klamer (cangkolan) dan komponen aktif berupa elemen penggerak gigi seperti pir-pir ortodontik, busur labial biasanya dibuat dari kawat stainless steel jenis austenitik (Adams, 1979).

Plat dasar alat ortodontik lepasan berupa lempengan plat akrilik berbentuk melengkung mengikuti permukaan palatum atau permukaan lingual lengkung mandibula. Bahan dasar plat berupa resin akrilik atau metil metakrilat (Adams, 1970) terdiri dari jenis heat curing dan cold curing, dalam kemasan kedua jenis resin akrilik ini berbentuk serbuk (polimer)  dan cairan (monomer).

Pembuatan plat akrilik dilakukan dengan mencampur serbuk dan cairan. Pada fase permulaan proses polimerisasi molekul-molekul monomer berfungsi untuk membuka ikatan-ikatan rangkap polimer sehingga dapat berikatan satu sama lain membentuk rantai molekul polimetakrilat  dari plat akrilik (Phillips 1973).

Akrilik jenis heat curing proses polimerisasinya membutuhkan panas sehingga dalam pembuatannya diperlukan penggodogan. Pada akrilik jenis cold curing aktivasi inisiator dilakukan dengan memakai bahan kimia, melalui reaksi kimia secara eksotermis yang menghasilkan panas sehingga pembuatan akrilik jenis ini tidak memerlukan penggodogan (O’Brien dan Ryge, 1978).

Dibandingkan dengan jenis  heat curing, akrilik jenis cold curing mempunyai berat molekul yang lebih kecil sehingga polimerisasinya dapat lebih sempurna, pengkerutan lebih kecil, tetapi porositasnya lebih banyak, yang menyebabkan kekuatannya menjadi lebih rendah (Phillips, 1973). Selain itu cold curing acrylic mempunyai kecepatan polimerisasi yang lebih cepat sehingga membutuhkan waktu yang cukup singkat dalam pengolahan (Caul, dkk. 1952).  Dengan sifat ini cold curing acrylic  lebih cocok untuk pembuatan alat ortodontik lepasan atau untuk reparasi plat akrilik

Pada pembuatan alat ortodontik lepasan, pemakaian resin akrilik jenis cold curing ini sekarang makin berkembang karena mudahnya proses manipulasi dalam pembuatan, penampilan plat yang transparan, dan tersedia beraneka warna pilihan. Dentimex Netherland memproduksi Vertec Orthoplast, “GC” Jepang memproduksi Orthovast dan Dentaurum Jerman memproduksi Orthocryl.

Orthocryl adalah salah satu jenis cold curing resin acrylic dengan waktu kerja yang lebih diperpanjang sehingga waktu pengolahan di laboratorium menjadi lebih efisien. Dapat dilakukan baik dengan cara penetesan (spray-on) maupun dengan cara adonan (doughing) serbuk polimer dan cairan monomer (Dentaurum, 2002). Untuk pembuatan plat ortodontik, bahan ini diperkaya dengan cairan monomer  yang diberi bermacam-macam warna seperti merah, hijau, biru, kuning dan hitam untuk menambah keindahan plat ortodontik (Gambar 1).

 

                       Gambar 1. Alat ortodontik lepasan dari plat akrilik dengan
                                        kombinasi   warna–warni  untuk  memperindah
                                        penampilan (Dentaurum, 2002)

            Secara umum baik klamer, busur labial maupun pir-pir ortodontik penggerak gigi biasanya dibuat dengan membengkokkan kawat, dan terdiri dari bagian-bagian yang merupakan satu kesatuan : 1) Lengan pada klamer berfungsi untuk mencengkram gigi penjangkar atau pada busur labial dan pir-pir ortodontik berfungsi untuk menggerakkan gigi. 2) Pundak merupakan bagian yang melewati daerah interdental sebelum masuk ke dalam plat akrilik. 3) Dasar (basis) merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, membentuk bengkokan-bengkokan retensi untuk memperkuat perlekatan kawat di dalam plat.
            Banyak macam bentuk bengkokan kawat yang dapat dibuat sebagai retensi dasar klamer, busur labial, atau pir-pir ortodontik pada pembuatan alat ortodontik lepasan (Duyzings, 1954; Shaw dan Edmondson, 1962; Schwarz  dan  Gratzinger, 1966; Adams, 1970; Dickson dan Wheatly, 1978; Muir dan Reed, 1979).  Dari banyak variasi bentuk itu, bengkokan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok : a) kelompok dasar dengan retensi menyerupai huruf L dengan ujung menyiku, b) kelompok dasar dengan retensi menyerupai bentuk huruf O dengan ujung berupa bengkokan kawat melingkar, c) kelompok dasar dengan retensi berupa bengkokan kawat zig-zag atau berliku-liku. (Gambar 2).

 

        Gambar 2. Tiga macam bentuk bengkokan kawat ortodontik masing-
                                     masing dengan dua macam variasinya, a) bentuk huruf L,
                                     b) bentuk huruf O, c) bentukzig-zag

Alat ortodontik lepasan  yang paling sederhana yang dilengkapi dengan dua klamer Adams sebagai komponen retentif, satu busur labial, dan dua pir penggerak gigi mempunyai delapan bengkokan kawat yang tertanam di tepi sebelah kanan-kiri serta bagian depan plat (Gambar 3). Semakin banyak gigi yang akan digerakkan akan semakin banyak dibutuhkan pir-pir yang harus ditanam di dalam alat ortodontik lepasan, sehingga semakin banyak pula bengkokan kawat berada di dalam  plat. Bengkokan kawat ini tertanam di dalam plat akrilik  membentuk konfigurasi jejeran bengkokan kawat dengan bentuk yang seragam atau bervariasi sesuai dengan jenis komponen retentif atau komponen aktif yang akan dipasang.


         Gambar 3. Bentuk konfigurasi  bengkokan kawat di dalam plat
                                     akrilik alat ortodontik lepasan, a) konfigurasi dengan
                                     dasar berbentuk huruf L, b) berbentuk huruf O, dan
                                     c) berbentuk zig-zag

Karena sifat adhesi antara resin akrilik dengan logam adalah nol (Craig dkk., 1979) maka bagian kawat sebagai dasar komponen alat ortodontik lepasan yang tertanam di dalam plat akrilik mudah lepas. Untuk memperkuat perlekatan tersebut dibuat benkokan-bengkokan yang disebut sebagai bagian retentif pada dasar klamer, busur labial, dan pir-pir ortodontik (McCoy, 1956).

Semakin banyak  komponen retentif dan komponen aktif yang dipasang  serta semakin kompleks  bentuk bengkokan kawat yang dibuat sebagai dasar, semakin panjang pula kawat yang tertanam  di dalam plat akrilik. Penambahan logam dalam plat resin akrilik dapat mengurangi ketebalan plat serta volume polimer, sehingga dapat mengakibatkan plat resin akrilik menjadi mudah patah (Anderson, 1972).

Selama ini dalam pembuatan alat ortodontik lepasan, penentuan pilihan bentuk bengkokan kawat yang akan dipakai sebagai dasar klamer, busur labial atau pir-pir ortodontik hanya didasarkan atas selera sipembuat alat, belum dipertimbangkan bentuk  bengkokan dan panjang kawat yang efisien untuk menghindari pengurangan kelenturan plat terhadap kekuatan tekan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konfigurasi bentuk bengkokan kawat ortodontik di dalam plat akrilik terhadap kekuatan tekan (transverse delection strength /TDL) dengan mengendalikan ketebalan plat dan panjang kawat yang tertanam di dalam plat akrilik

Bahan dan Cara

            Penelitian ini adalah  penelitian eksperimental laboratorium menggunakan bahan :

1). Kawat stainless steel Remanium springs hard, produksi Dentaurum Jerman, berdiameter 0,7 mm. 2). Resin akrilik Orthocryl transparan, warna merah jambu (pink), produksi Dentaurum Jerman. 3). Cold Mould Seal (CMS) Vertex Divosep, produksi Dentimex Netherlands. 4). Super gips dan  5). Malam merah.

            Kawat stainless steel 0,7mm dipotong menjadi 180 potong kawat dengan panjang 10 cm, dibagi secara acak menjadi tiga kelompok masing-masing sebanyak 60 potong. Dari masing-masing kelompok dibuat bengkokan kawat secara berurutan :

a) berbentuk huruf L dengan panjang bengkokan  5mm, b) berbentuk huruf O dengan diameter bagian dalam sebesar 5 mm, c) berbentuk Z (zig-zag) terdiri dari lima tekukan menyudut dengan jarak tekukan sebesar 2 mm.

Plat akrilik dibuat dari malam merah ukuran 3 x 8 cm sebanyak 96 lempengan,  secara acak dibagi menjadi empat kelompok masing-masing terdiri dari 24 lembar plat malam. Pada  masing- masing selembar malam dipasang lima bengkokan kawat sejenis yang dipilh secara acak, disusun berjejer berselang-seling, tiga ujung dari sisi kanan dan dua ujung dari sisi kiri, bagian bengkokan tepat berada di tengah-tengah.  Di atas kawat kemudian diletakkan selembar malam yang telah di panasi, sehingga didapatkan tiga kelompok plat malam masing-masing terdiri atas 12 sampel dengan konfigurasi bengkokan kawat yang berbeda dan satu kelompok terdiri atas 12 sampel plat kosong sebagai kontrol.

Masing masing model plat malam di tanam di dalam cetakan balok kayu 10 x 5 x 5 cm yang berisi adonan gips, dipres, setelah kering dicor dengan air panas. Setelah kering negatif cetakan diisi adonan resin akrilik di press, setelah mengeras dicungkil dan masing-masing plat diampelas dan dipoles. Dengan demikian untuk penelitian ini tersedia 48 sampel plat akrilik terbagi menjadi empat kelompok, masing-masing terdiri atas 12 sampel dengan konfigurasi bengkokan kawat berbentuk huruf L (kelompok L), konfigurasi bengkokan kawat berbentuk huruf O ( Kelompok O) dan konfigurasi bengkokan kawat berbentuk zig-zag (kelompok Z) serta satu kelompok plat kosong sebanyak 12 sampel sebagai kelompok kontrol (Gambar 4)


    Gambar 4. Bentuk konfigurasi bengkokan kawat ortodontik dalam plat
                                akrilik sampel penelitian. a) Konfigurasi berbentuk huruf L,
                                 b) konfigurasi berbentuk huruf O, c) konfigurasi  berbentuk
                                 zig-zag dan d) plat kosong sebagai kontrol

            Pengukuran dilakukan terhadap :  a). Panjang bengkokan kawat di dalam plat akrilik dengan kaliper geser dengan cara mengukur sisi ujung kawat di luar plat, kemudian dikurangkan ke panjang masing-masing potongan kawat (10 cm), sisi ujung kawat kemudian dipotong  b). Ketebalan plat diukur dengan kaliper geser yang sama, masing-masing plat diukur sebanyak 4 kali dari sisi yang berbeda, hasil pengukuran dirata-rata. c). Pengukuran kekuatan tekan terhadap plat akrilik dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Fakultas Teknik Mesin UGM dengan alat pengukur kekuatan tekan (transverse deflection strength/TDL) : Torsee’s Universal Testing Machine, Type Amus, MFG No. 20647.

            Data hasil pengukuran dicatat di dalam formulir penelitian kemudian ditabulasi untuk dianalisis dengan program komputer Anakova satu jalur dengan pengendalian dua kovariabel secara statistik (B-IR-AKO) 1 - 2. Analisis ini dilakukan untuk menguji pengaruh perbedaan tiga macam bentuk konfigurasi bengkokan kawat di dalam plat akrilik, dan plat kosong sebagai kontrol terhadap kekuatan tekan, dengan pengendalian secara statistik variabel ketebalan plat, dan panjang kawat di dalam plat sebagai kovariabel.

Hasil Penelitian

            Data hasil pengukuran ketebalan plat akrilik, panjang kawat di dalam plat dan kekuatan tekan untuk masing-masing kelompok sampel di hitung rerata dan simpang bakunya (SB), seperti terlihat pada Tabel I.

Tabel 1. Jumlah sampel (n),  rerata  dan simpang baku (SB)  ketebalan plat (mm),
              panjang kawat dalam plat akrilik (mm) dan kekuatan tekan (kg/mm2)
              masing-masing kelompok sampel


Sumber


Variabel


n


Rerata

 
SB

 

A1


X1

X2

Y


12

12

12


3,19

11,53

5,29


0,31

0,99

1,49

 

A2


X1

X2

Y


12

12

12


3,08

14,60

6,31


0,33

0,95

0,89

 

A3


X1

X2

Y


12

12

12


3,06

13,38

6.40


0,24

0,85

0,83

 

A4


X1

X2

Y


12

12

12


2,92

0,00

6,60


0,36

0,00

1,07
 

Keterangan :   A1 : Plat akrilik dengan konfigurasi kawat berbentuk huruf L
                     A2 : Plat akrilik dengan konfigurasi kawat berbentuk huruf O
                     A3 : Plat akrilik dengan konfigurasi kawat berbentuk zig-zag
                     A4 : Plat akrilik kosong tanpa konfigurasi kawat (kontrol)
                      X1 : Ketebalan plat akrilik (mm)
                      X2 : Panjang kawat dalam plat (mm)
                      Y   : Besar kekuatan tekan  (kg/mm2).

            Sebelum dilakukan pengujian perbedaan kekuatan tekan antar keempat kelompok sampel, terlebih dahulu dilakukan pengujian korelasi antara tebal plat (X1), panjang kawat dalam plat (X2) sebagai kovariabel dengan kekuatan tekan plat akrilik yang hasilnya seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Koefisien korelasi (r.XY), bobot sumbangan efektif (SE %), dan
              signifikansi (p) antara ketebalan plat, panjang kawat dalam plat
              akrilik dengan kekuatan tekan

Variabel
X

Korelasi lugas
r.XY

Bobot Sumb. Efektif
SE%

Signifikansi
P = 0,05


X1

X2
 

 
 0,43

- 0,16


17,37

1,23


0,01(S)

0,04(S)

Keterangan :  X1    : Ketebalan plat akrilik                        
                    X2    : Panjang kawat dalam plat
                    Y      : Besar kekuatan tekan
                    (S)    : Signifikan p < 0,05    

            Uji korelasi yang telah dilakukan antara ketebalan plat akrilik dengan kekuatan tekan (transverse deflection strength/TDS) didapatkan hasil, terdapat hubungan positif bermakna (p < 0,05), dengan bobot sumbangan efektif sebesar 17,37%. Peningkatan ketebalan plat akrilik akan meningkatkan pula ketahanan plat terhadap kekuatan tekan dengan andil sebesar 17,37%,  semakin tebal plat akan semakin kuat pula plat terhadap kekuatan tekan.

Antara  panjang kawat dalam plat akrilik dengan kekuatan tekan didapatkan hubungan negatif bermakna (p<0,05) dengan sumbangan efektif 1,23%, ini berarti bahwa panjang kawat dalam plat akrilik akan memperlemah kekuatan plat terhadap kekuatan tekan dengan andil sebesar 1,23%. Semakin panjang kawat di dalam plat akrilik akan semakin memperlemah plat  terhadap kekuatan tekan.

            Perbedaan ketebalan plat akrilik, panjang kawat di dalam plat dan  perbedaan kekuatan tekan  antar  keempat kelompok sampel diuji menggunakan Anakova 1 jalur 2 kovariabel seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman anava 1 jalur (XY) dan anakova (Yˆ) antara empat kelompok
            sampel penelitian

 Sumber

Variabel

Jumlah Sampel
n

 F

Signifikansi
p = 0,05

 

Antar A


X1

X2

Y


12

12

12

12


1,51

832,74

4,19

2,78


0,22 (NS)

     0,00 (S)

     0,01 (S)

     0,06 (NS)
 

Keterangan : X1   : Ketebalan plat akrilik                      
                   X2   :  Panjang kawat di dalam plat akrilik
                   Y   :  Besar kekuatan tekan sebelum kovariabel dikontrol
                   Yˆ  :  Besar kekuatan tekan sesudah kovariabel dikontrol
                 
( S)  :  Signifikan p<0,05
                  (NS) : Nonsignifikan p>0,05

            Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada ketebalan plat akrilik (p<0,05) antar masing-masing kelompok sampel, ini berarti ketebalan plat akrilik yang dibuat untuk pengujian antar masing masing kelompok sampel dapat dibuat sama tebal (homogen) sehingga dalam penelitian ini ketebalan plat sudah memberi pengaruh yang sama (terkendali) terhadap kekuatan tekan plat akrilik.

Panjang kawat di dalam plat akrilik didapatkan berbeda secara bermakna  (p<0,05) antar keempat kelompok sampel, ini berarti panjang kawat di dalam plat akrilik berbeda-beda akibat perbedaan bentuk bengkokan kawat antar masing-masing kelompok sampel. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa konfigurasi  bengkokan kawat berbentuk huruf O menggunakan rata-rata panjang kawat terpanjang dalam plat akrilik  (14,60 mm), kemudian konfigurasi berbentuk zig-zag (13,38 mm), dan yang terpendek adalah konfigurasi berbentuk huruf L (11,53 mm) sedangkan pada plat kontrol kosong ( 0,00 mm).

Besar kekuatan tekan antar masing-masing kelompok sampel berbeda secara signifikan (p<0,05). Ini berarti bahwa perbedaan konfigurasi bentuk bengkokan kawat dalam plat akrilik akan menyebabkan terjadinya perbedaan kekuatan plat akrilik terhadap kekuatan tekan. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa plat akrilik pada kelompok kontrol mempunyai rerata kekuatan tekan terbesar sebesar 6,60 kg/mm2, kemudian berturut turut diikuti oleh plat dengan konfigurasi berbentuk zig-zag (6,40 kg/mm2), konfigurasi berbebtuk huruf O (6,31  kg/mm2) sedangkan yang terendah adalah konfigurasi berbentuk huruf L (5,29 kg/mm2).

Pengujian kekuatan tekan (transverse deflection strength/TDS) setelah dilakukan pengontrolan kovariabel secara statistik didapatkan tidak ada perbedaan bermakna pada kekuatan tekan antar keempat kelompok sampel tersebut (p>0,05). Ini berarti bahwa, apabila pengaruh panjang kawat di kendalikan secara statistik kekuatan plat menjadi tidak berbeda.

Untuk menguji perbedaan kekuatan tekan secara lebih detil antara masing-masing dua varibel dilakukan uji t dengan hasil seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Matriks uji t antar dua variabel pada keempat kelompok sampel penelitian

 Sumber

 X1

 X2

Y

 Yˆ
 


A1 – A2
p
Signifikansi


0,87
0,61
(NS)


9,36
0.00
(S)


2,27
0.03
(S)


2,01
0,05
(NS)


A1 – A3
p
Signifikansi


1,03
0,31
(NS)


5.65
0.00
(S)


2,92
0.01
(S)


2,64
0,01
(S)


A1 – A4
p
Signifikansi


2,12
0,04
(S)


35,08
0.00
(S)


3,19
0.00
(S)


2,71
0,01
(S)


A2 – A3
p
Signifikansi


0,16
0.87
(NS)


3,72
0,00
(S)


0,65
0,53
(NS)


0,63
0,54
(NS)


A2 – A4
p
Signifikansi


1.25
0.21
(NS)


44.44
0,00
(S)


0,91
0.63
(NS)


0,70
0,51
(NS)


A3 – A4
p
Signifikansi


1.10
0.28
(NS)


40,72
0,00
(S)


0,26
0,79
(NS)


0,07
0,95
(NS)
 

Keterangan :  A1   : Plat akrilik dengan konfigurasi kawat berbentuk huruf L /kelompok L
                    A2   : Plat akrilik dengan konfigurasi kawat berbentuk huruf O/kelompok O
                    A3   : Plat akrilik dengan konfigurasi kawat berbentuk Zig-zag/kelompok Z
                    A4   : Plat akrilik kosong tanpa konfigurasi kawat (kontrol) /kelompok K
                    X1   : Ketebalan plat akrilik                       
                    X2   : Panjang kawat dalam plat
                    Y     : Besar kekuatan tekan sebelum kovariabel dikontrol
                    Yˆ    : Besar kekuatan tekan sesudah kovariabel dikontrol
                  
(S)   : Signifikan p<0,05
                   (NS): Non signifikan p>0,05

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa, sebagian besar kelompok sampel mempunyai ketebalan plat yang tidak berbeda, hanya berbeda antara kelompok L dengan kelompok kontrol. Pengujian terhadap panjang kawat di dalam plat akrilik, didapatkan perbedaan panjang yang signifikan antar semua kelompok, ini berarti perbedaan konfigurasi bentuk kawat antar kelompok menyebabkan terdapat perbedaan panjang kawat di dalam plat akrilik. Kekuatan tekan plat akrilik berbeda bermakna antara kelompok L, dengan kelompok O, kelompok Z dan kelompok kontrol, sedangkan  tidak berbeda antara kelompok O dengan  Z dan kelompok kontrol.

Pembahasan

Pembuatan alat ortodontik lepasan tidak akan bisa terhindar dari penanaman kawat di dalam plat akrilik (Adams, 1970), karena kawat tersebut merupakan bagian dasar  dari komponen rententif (klamer) untuk mempertahankan alat ortodontik tetap dapat melekat di dalam mulut atau sebagai komponen aktif (pir-pir ortodontik dan busur labial) untuk menggerakkan gigi (Profit, dkk.,1986).

Selain ketebalan plat, panjang kawat di dalam plat akrilik dapat mempengaruhi daya tahan plat terhadap kekuatan tekan. Semakin tebal plat akan makin kuat pula plat terhadap kekuatan tekan, tetapi semakin panjang kawat di dalam plat maka kekuatan plat akan semakin menurun karena sifat adhesi resin akrilik dengan logam adalah nol (Craig, dkk., 1979). Adanya kawat di dalam plat juga akan mengurangi volume akrilik dan ketebalan plat diantara dua logam sehingga plat menjadi mudah patah (Anderson, 1972).

  Perbedaan variasi bengkokan kawat yang ditanam di dalam plat akrilik menimbulkan  perbedaan daya tahan plat terhadap kekuatan tekan, tetapi setelah pengaruh ketebalan plat dan panjang kawat dikendalikan didapatkan kekuatan tekan plat tidak berpengaruh. Dengan demikian berarti bahwa perbedaan kekuatan tekan antar kelompok plat akrilik dengan konfigurasi benkokan kawat yang berbeda-beda tersebut lebih disebabkan oleh adanya perbedaan panjang kawat dari pada pengaruh perbebedaan bentuk bengkokan kawat di dalam plat akrilik.

            Perbedaan kekuatan tekan didapatkan hanya antara kelompok L dengan kelompok O dan Z, ini berarti bahwa perbedaan konfigurasi bentuk bengkokan kawat menimbulkan perbedaan kekuatan tekan hanya antara bentuk L dengan O dan Z, bentuk L lebih lemah dari O dan Z, sedangkan antara bentuk O dengan Z maupun dengan kontrol tidak terdapat perbedaan.

Bentuk kawat lurus didalam plat apabila mendapat kekuatan tekan cenderung akan membelah plat sepanjang kawat lurus tersebut  dibandingkan dengan kawat yang dibuat berkelak-kelok atau melingkar-lingkar. Ini dapat dilihat pada sampel hasil pengukuran menggunakan  mesin pengukur kekuatan tekan pada plat akrilik didapatkan bahwa, konfigirasi kawat bebentuk huruf L di dalam plat  menyebabkan lebar plat mudah terbelah menjadi dua bagian sepanjang kawat lurus yang membentuk kaki huruf L. Pada plat dengan benkokan kawat berbentuk huruf O dan zig-zag, belahan kawat sepanjang lebar plat masih ditahan oleh bagian kawat yang melengkung membentuk huruf O  atau berbelok-belok membentuk garis zig-zag sehingga tidak mudah patah.           

Kesimpulan

1.  Perbedaan konfigurasi bentuk bengkokan kawat di dalam plat akrilik menimbulkan perbedaan panjang kawat di dalam plat akrilik yang mempengaruhi daya tahan plat terhadap kekuatan tekan.

2.     Didapatkan hubungan positif pada ketebalan plat dan hubungan negatif pada panjang kawat di dalam plat akrilik dengan ketahanan plat terhadap kekuatan tekan.

3.  Apabila ketebalan plat dan panjang kawat di dalam plat di kendalikan, pengaruh perbedaan konfigurasi bentuk kawat didalam plat akrilik terhadap kekuatan tekan menjadi tidak bermakna

4.   Pengaruh perbedaan konfigurasi bengkokan kawat ortodontik di dalam plat akrilik terhadap kekuatan tekan hanya didapatkan antara konfigurasi berbentuk huruf L dengan konfigurasi berbentuk huruf O dan berbentuk zig-zag. Perbedaan antar kelompok lainnya maupun dengan kontrol tidak bermakna. 

Daftar Pustaka

Adams, C.P. 1970. The design and construction of removable orthodontic appliance,
           
Ed. ke-4. John Wright and Sons, Bristol. Hlm.48-90.

Anderson, J.N. 1972. Applied Dental Materials, Ed. ke-4. Blackwell Scientific Publisher,
           Oxford. Hlm. 212-36.

Begg, P.R. dan Kesling, P.C. 1977. Begg Orthodontic Theory and Technique, Ed. ke-3.
          
W.B. Saunders Co., Philladelphia. Hlm. 87–92.

Caul, H.J., Stanford, J.C., dan Serio, A.F. 1952. Properties of self curing denture base
          
resin. JADA. 44: 295-301.

Craig, R.G., O’Brien, W.J., dan Powers, J.M. 1979. Dental Material. Ed. ke-2. The C.V.
         
Mosby Company, St. Louis, Toronto, London. Hlm. 245-78.

Dentaurum, 2002. Orthodontic Catalogue, Ed. Ke-12. Deutsche Dental Industrie,
         Newton, Pennsylvania, USA. Hlm. 175-81.

Dickson, G.C. dan Wheatly, A.E. 1978. An Atlas of Removable Orthodontic Appliances,
        
Ed. ke-2. Pitman Medical Publisher. Co. Ltd., Kent, England. Hlm.56-113.

Duyzings, J.A.C. 1954; Orthodontic Apparatuur, U.V. Dental Depot,  A.M. Disselkoen,
         Amsterdam. Hlm. 26-100

McCoy, J.D. 1956. Applied Orthodontics,  Lea and Febriger,  Philadelphia. Hlm. 184-6.

Muir, J.D. dan Reed, R.T. 1979. Tooth Movement with Removable Appliances, The C.V.
        
Mosby Co., Saint-Louis, Missouri. Hlm. 20-39.

O’Brien,dan Ryge, 1978. An Outline of Dental Materials and their Selection, Ed. ke-1.
         W.B. Saunders, Philadelphia. Hlm. 82- 102.

Phillips, R.W., 1973. Science of Dental Materials. Ed. ke-7. W.B. Saunders Co.,
          Philadelphia. Hlm. 195-6.

Profit, W.R., Field, H.W., Ackerman J.L., Thomas, P.M., dan Tulloch, J.F.C., 1986.
         
Contemporary Orthodontics, The CV. Mosby Co. St.Louis, Toronto, London.
         
Hlm. 272-86.

Schwarz, A.M. dan  Gratzinger, M. 1966. Removable Orthodontic Appliance. W.B
         
Saunders Co.  Philadelphia, London . Hlm. 95-239.

Shaw F.G. dan Edmondson, S., 1962. Practical Excercises in Orthodontics. Henry
        
Kompton (ed.). Medical Book Department of Hierschfeld Brothers Ltd.,
        
London. Hlm. 3-86.

 

Adobe Acrobat Reader 4.0 or higher is recommended to view these articles. If you do not currently have Adobe Acrobat Reader, click on the button to download your free copy of Acrobat Reader to view .pdf files.

 

 
bullet

 Lihat  Makalah Selanjutnya

bullet

 Komponen Penjangkar pada Alat Ortodontik Lepasan

bullet

 Penambahan Komponen Alat Cekat untuk Mengatasi Kesulitan pada Perawatan Ortodontik

bullet

 Hubungan antara Pengukuran Inklinasi Gigi Insisivus Sentral Secara Linier pada Model Studi

bullet

 Hubungan Status Gizi dan Dimensi Lengkung Gigi dengan Dimensi Bibir Atas

bullet

 Pengaruh Konfigurasi Bentuk Bengkokan Kawat Ortodontik dalam Plat Akrilik

bullet

 Perawatan Gigitan Silang Gigi Depan pada Gigi Susu dengan Dataran  Giditan  Miring Akrilik Cekat  (Laporan Kasus)
 

 

 
 

Anda memerlukan sesuatu ???, seperti bahan referensi, journal, textbook, atau apapun gunakan :

 
 

 
 
 

 

 

 | Home | Tentang Kami | Staf Kami | Pelayanan Kami | Alat Ortodontik | Kasus Ortodontik | Perawatan Ortodontik |
 
| KontakPasien | Kontak Sejawat |Tip Profesi
|  Kontak Mahasiswa | Publikasi Ilmiah  | Intermezzo  | Galeri Foto |
|
Berita dan Opini  I Yang baru hari ini |

     
 

Copyright ©  YAO Ortholab.com 2014